BPSIP NTT Melakukan Identifikasi Data PAT dan Pompanisasi Berbasis Geospasial di Sumba Barat
Waikabubak 17 Juli 2024, BSIP NTT melakukan identifikasi, dilanjutkan Verifikasi dan Validasi data Perluasan Areal Tanam (PAT) baik terhadap lahan yang sudah terdata maupun pada lahan yang berpotensi dijadikan lahan PAT, yang dilakukan oleh Tim Liaison Officer (LO) dan Admin kabupaten Sumba Barat (Ary Priadi dan Philips R. Dida) .
Tim melakukan koordinasi dengan Dinas Petanian kabupaten Sumba Barat - NTT dan Kodim 1613 Sumba Barat, Koordinasi dilakukan untuk menyamakan pemahaman terkait data-data yang dilaporkan serta istilah yang digunakan (PAT, Reguler, Penyelamatan), selain itu juga di bahas titik-titik yang memang berpotensi dijadikan lahan PAT, yakni dua kecamatan yaitu Lamboya Barat dan Wanokaka yang cukup berpotensi untuk MT II dengan bantuan mesin pompa air. Selain berkoordinasi, tim juga melakukan pelatihan singkat kepada penyuluh terkait Tracking dan Digitasi Polygon menggunakan aplikasi Arcgis. Kegiatan selanjutnya bersama Kabid PSP dan Penyuluh ke lokasi yaitu kecamatan Lamboya Barat yang merupakan lokasi dimana beberapa pompa bantuan dipasang dan juga lokasi Irigasi Perpompaan (IRPOM). Dari hasil traking di lapangan teridentifikasi PAT di dalam polygon Luas Baku Sawah (LBS) dan PAT di luar Polygon LBS di kecamatan Lamboya Barat dengan luas 300 hektar untuk PAT di dalam poygon LBS dari IP 200 akan menjadi IP300 dan sudah di sepakati dengan Dinas Pertanian Sumba Barat dan juga petani. Sedangkan potensi polygon untuk PAT di luar LBS terdapat 32 hektar sehingga total yang sudah teridentifikasi seluas 332 hektar. Dan akan ada tambahan lagi dengan upaya bantuan pompa yang sudah terdistribusi ke masing-masing kelompok yang layak untuk ditingkatkan Tanam dari IP100 menjadi IP200 dan IP200 menjadi IP300. Dinas Pertanian kabupaten Sumba Barat akan mengupayakan untuk peningkatan PAT dengan sumber air yang memadai untuk peningkatan IP. Sedangkan di kecamatan Wanokaka lahan LBS yang berpotensi untuk ditanami pada MT II seluas 300 hektar dengan sumber airnya dari sungai, namun belum mendapat pompa. Di kecamatan yang sama yaitu di desa Taramanu dibagun satu unit IRPOM pada hamparan sawah dengan luasan 120 hektar yang nantinya diharapkan mampu mengairi sekurang-kurangnya 20-30 hektar, dilokasi ini juga ada lahan yang teridentifikasikan belum terpolygonkan seluas 37 hektar dan lahan tersebut dipolygonkan dan dijadikan lahan untuk PAT. Di kecamatan Wanokaka tim BPSIP NTT didampingi oleh Kabid OPT Distan Sumba Barat, selain melakukan tracking polygon, mendapatkan adanya tanaman padi yang terindikasi terserang hama Kepik Hitam dan Wereng Hijau, tetkait serangan tersebut, dihimbau kepada petani perlu dilakukan penggunaan benih varietas baru tahan hama-hama tersebut dan penanaman serempak.
Terkait luasan lahan untuk satu unit pompa sangat tergantung berapa ukuran pompa tersebut, di lapangan satu unit pompa hanya dipakai untuk lahan seluas 3 hektar yang seharusnya 10 hektar. PAT akan bertambah jika penempatan pompa tepat sasaran dalam koordinasi yang intensif antara Penyuluh, Babinsa dan LO. PRD)